Umumnya para ayah di zaman ini begitu paham akan amanah untuk mencari nafkah. Namun seringkali lalai dengan amanah untuk mendidik anak, dan cenderung lepas tangan menyerahkan semuanya kepada sang ibu. Seakan-akan urusan pendidikan anak itu hanya tanggung jawab ibu.
Padahal kelak di akhirat, ayah lah yang pertama kali akan ditanya oleh Allah mengenai pendidikan anak. Sebagaimana nasehat 'Abdullāh ibnu 'Umar radhiyallāhu 'anhumā,
أدب ابْنك فَإنَّك مسؤول عَنهُ مَاذَا أدبته وماذا عَلمته وَهُوَ مسؤول عَن برك وطواعيته لَك
"Didiklah anakmu, karena sungguh engkau akan dimintai pertanggungjawaban (di akhirat kelak) mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya, serta ketaatannya kepada dirimu." (Tuhfat ul-Mawdūd bi-ahkām il-Mawlūd, Ibn ul-Qayyim)
Ibn ul-Qayyim rahimahullāh kemudian menjelaskan,
إِن الله سُبْحَانَهُ يسْأَل الْوَالِد عَن وَلَده يَوْم الْقِيَامَة قبل أَن يسْأَل الْوَلَد عَن وَالِده
"Sungguh pada hari kiamat Allah akan bertanya dulu kepada sang ayah mengenai hak-hak anaknya, sebelum bertanya kepada sang anak mengenai hak-hak ayahnya."
Jadi amanah yang kita emban itu begitu berat, wahai rekan-rekan ayah seperjuangan. Maka bersegera lah untuk 'turun gunung'.
Cover image by -Rita-👩🍳 und 📷 mit ❤ on Pixabay