We

Bahasa Alam Semesta

Suatu perpaduan angka dan simbol yang begitu efektif mendeskripsikan kenyataan

N.
Ini mungkin bukan untuk orang yang ngga sabaran. Juga bukan untuk kamu yang tak mau susah-susah memikirkan, cara kerja semesta yang menakjubkan. Mungkin cocok untuk fisikawan, dan pastinya matematikawan, atau seseorang yang memiliki darah ilmuwan. Karena ini mungkin akan susah ditelan. Tanpa perenungan yang dilakukan perlahan-lahan.

Ketika kita hidup di era yang penuh ketakjuban. Dimana para engineers bisa mendaratkan rover sebesar kendaraan, di Mars yang tak bertuan. Dan fisikawan terus memecah partikel-partikel untuk mengetahui esensi dari suatu materi, menggunakan particle accelerator raksasa yang mencengangkan. Dan kita dapat berkomunikasi dengan cepat tanpa hambatan. Tanpa kabel yang menyulitkan. Ke seluruh dunia, melalui jaringan luas yang mengagumkan.

Meskipun demikian, ada suatu misteri dahsyat yang bersemayam di balik semua kecanggihan. Sebuah bahasa menakjubkan. BAHASA ALAM SEMESTA, begitulah para ilmuwan mengatakan. Bahasa itu bernama MATEMATIKA, suatu perpaduan angka dan simbol yang awalnya lahir dari alam gagasan. Namun demikian, para matematikawan makin terheran-heran dengan matematika yang begitu efektif mendeskripsikan kenyataan. Seperti halnya persamaan simpel F=G. m1.m2 / d^2 yang ternyata dapat memprediksi secara akurat bagaimana benda-benda langit berjalan.

Sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan. Apakah matematika diciptakan? Atau ditemukan?
Is mathematics even human?

Mengapa bentuk spiral cangkang nautilus, begitu mirip dengan bentuk spiralnya galaksi yang sangat berbeda dalam skala ukuran?

Mengapa jika kita perhatikan bebagai jenis bunga, jumlah kelopaknya mengikuti deret Fibonacci 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55? Apakah ini hanya kebetulan?

Mengapa benda jatuh, mengikuti aturan matematika, dimana jarak yang ditempuh ketika jatuh berbanding lurus dengan kuadrat waktu yang berjalan?

Mengapa bilangan pi atau π (3.14…), yang merupakan perbandingan panjang keliling lingkaran dengan diameternya, ternyata juga muncul di alam, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan lingkaran?
Seperti halnya panjang sungai (termasuk belokan-belokannya) yang jika dibandingkan dengan jarak lurus langsungnya dari hulu ke hilir, secara rata-rata di seluruh dunia, ternyata kurang lebih sebesar π? Kebetulan?
Pi muncul di semua hal yang berhubungan dengan gelombang, begitupun suara maupun cahaya.
Pi bahkan muncul dalam persamaan probabilitas, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan lingkaran.

Mengapa golden ratio (Phi), yang memenuhi kriteria Phi = (a+b)/a = a/b, yang nilainya 1.618…, banyak ditemukan pada struktur komponen alam, seperti pada daun, dan percabangan pohon? Dan juga pada proporsi tubuh, proporsi komponen wajah, dan segmen jari manusia (secara rata-rata). Bahkan molekul DNA, yang berukuran panjang 34 angstrom dan lebar 21 angstrom, untuk setiap siklus penuh spiral double helix nya, menghasilkan ratio 34/21 = 1.619. Begitu dekat dengan golden ratio. Bahkan 21 dan 34 termasuk angka deret Fibonacci yang berurutan.

Mengapa harmoni nada pada suatu senar dapat dihasilkan dengan pembagian angka sederhana, yaitu oktaf (2:1), 5th (3:2), dan 4th (4:3)? Ratio simpel yang menghasilkan harmoni yang terdengar nyaman.

Mengapa Merkurius berotasi pada sumbunya tepat 3 kali seiring dia mengelilingi matahari sebanyak 2 kali (ratio 3:2)? Begitu sinkron.

Mengapa jumlah hari yang dibutuhkan bumi mengelilingi matahari, 365 sama dengan 10^2 + 11^2 + 12^2, jumlah 3 buah kuadrat yang berurutan?
Dan juga ternyata 365=13^2 + 14^2, dua buah kuadrat berikutnya yang bersebelahan?

What a beautiful and elegant DESIGN!
Sang Pencipta telah menciptakan alam semesta ini dengan bahasa yang MENAKJUBKAN.

Seharusnya ini adalah sesuatu yang membuat kita bersujud penuh kekhusyuk-an. Mengagungkan kebesaran Allah Yang Maha Menciptakan. Namun sayang, kita hidup di era yang melenakan dan penuh kemaksiatan. Zaman di mana perintah Allah dan Rasul-Nya ditinggalkan, Al-Qur’an dinistakan bahkan didustakan dan kebenarannya diragukan.

Ketahuilah bahwa bahasa menakjubkan yang sama, ternyata ditemukan ter-enkripsi dengan rapi di dalam Al-Qur’an. Maka perhatikan bagaimana surat-surat di dalam Al-Qur’an Diurutkan dan bagaimana jumlah ayatnya Ditentukan.

Jika urutan surat dan jumlah ayat dijumlahkan, serta nilai yang ganjil dan genap dipisahkan, lalu dijumlahkan,


SUBHAANALLAH! Jumlah total urutan surat (yaitu 6555) ternyata sama dengan total penjumlahan urutan surat dan jumlah ayat yang bernilai ganjil (yaitu 6555). Sedangkan jumlah total ayat (yaitu 6236) ternyata sama dengan total penjumlahan urutan surat dan jumlah ayat yang bernilai genap (yaitu 6236). What a mathematically balanced DESIGN!

Lalu perhatikan, jika penjumlahan urutan surat dan jumlah ayat kita urutkan. Lalu nilai yang berulang dan tidak berulang dipisahkan:

SUBHAANALLAH! Jumlah total urutan surat (yaitu 6555) ternyata sama dengan total penjumlahan urutan surat dan jumlah ayat yang bernilai ganjil (yaitu 6555). Sedangkan jumlah total ayat (yaitu 6236) ternyata sama dengan total penjumlahan urutan surat dan jumlah ayat yang bernilai genap (yaitu 6236). What a mathematically balanced DESIGN!

Lalu perhatikan, jika penjumlahan urutan surat dan jumlah ayat kita urutkan. Lalu nilai yang berulang dan tidak berulang dipisahkan:

TOTAL NILAI JUMLAH BERULANG: 7906
TOTAL NILAI JUMLAH TIDAK BERULANG: 4885
PERBANDINGAN: 7906/4885 = 1.618

ALLAHU AKBAR! Nilai yang begitu dekat dengan golden ratio. Sungguh suatu struktur matematis yang MENGAGUMKAN.
Bukti nyata bahwa Sang Pencipta Alam Semesta ini is indeed The Author of Al Qur’an.

Lalu alasan apa lagi wahai saudaraku yang memiliki wawasan? Belum saatnya kah hati kita tunduk kepada petunjuk dan perintah Allah di dalam Al-Qur’an?

Tidak kah kita memperhatikan matahari dan bulan beredar menurut perhitungan?
Bagaimana langit ditinggikan dan diseimbangkan? Bagaimana bumi dibentangkan? Bagaimana pepohonan dan tumbuhan ditundukkan?
Juga bagaimana diri kita sendiri diciptakan? Dengan sebaik-baik bentuk penciptaan dan keseimbangan?

Maka nikmat Ar-Rahman mana lagi yang kita dustakan?

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ


Abu Qurrah July 13, 2017
Share this post
Sign in to leave a comment
We
Musik dan Al-Qur'an Tak Bisa Berada di Satu Hati
Sungguh musik dapat memalingkan hati seseorang dari memahami, merenungkan, dan mengamalkan isi Al-Qur’an