We

Cahaya di Dalam Dada

Di dalam dada seorang mu’min, ada sebuah cahaya. Cahaya dari sebuah lentera di dalam kaca. Yang kacanya sendiri, begitu bening dan berkilau, bagai bintang-bintang di angkasa.

Di dalam dada seorang mu’min, ada sebuah cahaya. Cahaya dari sebuah lentera di dalam kaca. Yang kacanya sendiri, begitu bening dan berkilau, bagai bintang-bintang di angkasa.

Yang dinyalakan dengan minyak zaitun yang paling jernih. Minyak zaitun terbaik, yang seakan-akan menyala, karena begitu jernihnya dan begitu cemerlangnya. Padahal api belum menyentuhnya.

Minyak zaitun yang tidak dihasilkan dari pohon, yang tumbuh di timur, maupun di barat.

Ketika pemiliknya bermaksiat kepada-Nya, timbullah titik hitam di kaca yang begitu bening itu. Kemaksiatan demi kemaksiatan, lama kelamaan menjadi kebiasaan. Dan tanpa disadari pemiliknya, kaca tersebut sudah menjadi buram. Sehingga cahaya lenteranya semakin meredup, dan bahkan hampir padam.

Dan ketika pemiliknya kembali kepada-Nya. Meminta ampunan-Nya. Bertaubat kepada-Nya. Maka perlahan-lahan beninglah kembali, kaca lenteranya.

Bertemulah keduanya.
Lentera cahaya iman, dan bahan bakarnya, cahaya petunjuk dari-Nya,
yaitu Al-Qur’an…

Bersinarlah cahaya yang terang benderang.
Cahaya di atas cahaya.

– Dirangkum dari Tafsir Ibn Katsir, Surah An-Nuur ayat 35.


Abu Qurrah March 9, 2021
Share this post
Sign in to leave a comment
We
Di Antara Tanda Hati yang Sehat
Ia senantiasa berdetak mengingatkan pemiliknya