Dan di antara tanda hati yang sehat, bahwasanya dia senantiasa berdetak mengingatkan pemiliknya, hingga ia menyerahkan diri kepada Allah عَزَّوَجَلَّ dan terikat dengan-Nya, dengan keterikatan seorang pecinta yang tergantung dengan kekasihnya. Yang tidak ada kehidupan baginya, tidak ada kemenangan, tidak ada kenyamanan dan tidak ada kebahagiaan kecuali dengan ridha-Nya, kedekatan dengan-Nya dan kelembutan dari-Nya.
Hanya dengan-Nya ia merasa tentram, kepada-Nya ia merasa tenang, kepada-Nya ia berlindung, dengan-Nya ia bahagia, kepada-Nya ia tawakkal, kepada-Nya ia percaya, hanya kepada-Nya ia berharap, dan dari-Nya ia merasa takut.
Dzikirnya adalah kekuatan dan makanannya, kecintaan dan kerinduan kepada-Nya adalah hidupnya dan kenikmatannya, kenyamanan dan kebahagiaannya. Berpaling kepada selain Dia dan tergantung kepada selain-Nya adalah penyakitnya, dan kembali kepada-Nya adalah obatnya.
Apabila ia telah kembali kepada Rabb-nya, ia akan merasa tenang, tentram dengan-Nya, hilang segala kebimbangan dan kegelisahan, serta tertutuplah segala kekurangan itu. Karena di dalam hati terdapat kekurangan yang selamanya tidak dapat ditutup, melainkan oleh Allah تعالى .
- Al-Bahrurraa’iq fizzuhdi warraqaa’iq, Zuhud dan Kelembutan Hati, Dr. Ahmad Farid, hal. 89