Alhamdulillah…. Segala puji hanya bagi Allah. Yang Maha Mengabulkan doa hamba-Nya, dengan cara yang tak pernah disangka-sangka. Yang Menunjuki orang-orang yang yakin,
menuju sirat al-mustaqiim.
Lagi-lagi diri ini bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang suka menulis. Dan ini, adalah tulisan untukmu wahai sahabat.
Seorang sahabat yang hadir, di saat diri ini sedang terombang-ambing di tengah ‘lautan’ luas kehidupan. Di saat barat, timur, utara, dan selatan tak terlihat berbeda. Tak ada daratan. Yang ada hanya garis yang memisahkan langit dan lautan, kemana pun mata memandang. Dan saat itu diri ini tenggelam dalam kelelahan, mencari kebenaran, hikmah, dan tujuan.
Masa ketika satu-satunya senjata yang tersisa, adalah doa. Doa yang terus-menerus diulang. Doa kepada Pemilik Langit dan Bumi. “Ya Allah, tunjukilah dan jagalah aku, selalu di jalan-Mu yang lurus. Karena aku haus akan petunjuk-Mu.” Dan juga doa yang ada dalam Surat Al-Imran ayat 8:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”
Dan saat itu, sama sekali tidak pernah terpikirkan bagaimana dan dengan cara apa, Allah akan mengabulkan doa itu.
Ketahuilah wahai sahabat. Bahwa engkau telah menjadi bagian utama jawaban Allah atas doaku.
Dari kejauhan, engkau memperkenalkan ceramah-ceramah Nouman Ali Khan. Dan mengoreksi bacaan Al-Qur’an ku, yang masih berantakan, melalui rekaman. Saat itu memang perhatianku terhadap bacaan Al-Qur’an masih sangat minim. Belum merasa itu penting. Dan menganggap memperbaiki pemahaman akan makna dan hikmah ayat Al-Qur’an jauh lebih utama.
Masih merasa bahwa pencarian terhadap bukti kebenaran Al-Qur’an dan jawaban atas semua pertanyaan adalah prioritas pertama. Hingga akhirnya jawaban-jawaban mulai bermunculan satu per satu, dan tampak jelaslah mukjizat Al-Qur’an.
Namun pada saat itu ada satu pertanyaan yang belum terjawab. Ketika memverifikasi jumlah huruf ص yang ber-interlock pada surat-surat yang memiliki initial huruf ص. Yaitu:
- Initial ص pada Surat ke-38 Shad
- Initial كهيعص pada Surat ke-19 Maryam
- Initial المص pada Surat ke-7 Al-A’raf
Pertanyaan itu muncul di Surat Al-A’raf ayat 69, dimana terdapat kata بَصْۜطَةًۭ yang memiliki huruf س kecil di atas huruf ص . Apakah dibaca ص atau س? Apakah dihitung sebagai huruf ص dalam verifikasi? Saya tidak bisa menemukan jawabannya. Tidak pula dari ilmu tajwid yang saya pahami ketika itu.
Lalu Allah Melaksanakan Rencana-Nya. Dan sungguh Allah Sebaik-baik Pembuat Rencana. Seorang sahabat yang jauhnya ratusan kilometer, didekatkan-Nya menjadi hanya ratusan meter.
Ketahuilah wahai sahabat. Bahwa Allah telah menganugerahkan petunjuk-Nya kepadaku, melalui kebaikan mu. Melalui ajakanmu untuk shalat berjama’ah di mesjid. Melalui ceritamu tentang bagaimana Islam mengajarkan cara berbuat baik kepada istri dan bagaimana cara mendidik anak. Dan melalui ketulusanmu mengajarkan bagaimana membaca Al-Qur’an dengan benar.
Dan ketika ilmu tahsin yang engkau ajarkan, akhirnya menjawab pertanyaan yang tak terjawab untuk sekian lama. Bahwa huruf س di atas huruf ص pada kata بَصْۜطَةًۭ dalam Surat Al-A’raf ayat 69 termasuk ayat Gharibah di dalam Al-Qur’an. Dan huruf ص tersebut harus dibaca س . Terjawablah sudah. Bahwa huruf ص pada kata بَصْۜطَةًۭ tidak dihitung dalam verifikasi. Sehingga jumlah huruf ص pada ketiga Surat itu menjadi:
- Jumlah ص pada Surat Shad ada 29
- Jumlah ص pada Surat Maryam ada 26
- Jumlah ص pada Surat Al-A’raf ada 97
- Total: 29+26+97=152 = 8 x 19
- Sehingga 152 adalah kelipatan 19.
ALLAHUAKBAR!!!
Begitu indah cara Allah dalam menjawab doa hamba-Nya. Huruf س kecil itu telah membuatku jatuh hati pada ilmu tahsin. Sebuah mukjizat. Huruf yang telah membukakan pemahaman bahwa membaca Al-Qur’an dengan benar, sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam, adalah bagian tak terpisahkan dari proses memahami makna ayat Al-Qur’an. Dan ilmu tahsin adalah kuncinya. Kunci dan mekanisme penting dalam preservasi Al-Qur’an.
Jazaakallaah khairan, wahai sahabat. Semoga Allah memberikan balasan pahala dan kebaikan untukmu, yang selalu mengalir, di setiap huruf ص yang sebelumnya kubaca sama dengan س , di setiap huruf ذ yang sebelumnya kubaca sama dengan ز, di setiap huruf ض yang sebelumnya kubaca sama dengan د, di setiap huruf ح yang sebelumnya kubaca sama dengan هـ, di setiap huruf ع yang sebelumnya kubaca sama dengan ا, di setiap huruf ل mati yang sebelumnya memantul, huruf ن mati yang sebelumnya memantul, huruf ض mati yang sebelumnya memantul, huruf هـ mati yang sebelumnya memantul seperti ketika membaca “ihdinaa” yang sebelumnya kubaca “ihedinaa”, huruf و mati yang sebelumnya kubaca tanpa memajukan bibir ke depan membentuk bulatan sehingga “yaumiddin” kubaca “yaomiddin”, dan di segudang kaidah-kaidah tahsin lainnya yang engkau ajarkan.
Di setiap tilawahku.
Di setiap shalatku.
Alhamdulillah…