Tanamkanlah kepada anak kita, bahwa untuk urusan dunia, it's OK to make mistakes, salah itu ngga masalah. Karena manusia bisa belajar banyak dari kesalahannya. Dan kesalahan adalah peluang untuk terus tumbuh dan tumbuh.
Ajarilah mereka bahwa kesalahan itu repairable, bisa diperbaiki. Dan ajarilah mereka cara memperbaiki kesalahan mereka.
Sehingga mereka ngga akan takut gagal. Dan belajar untuk bangkit, di setiap kali mereka jatuh. Sehingga mereka ngga tumbuh jadi individu yang gampang menyerah dan bermental tempe.
Karena kesalahan dalam urusan dunia itu dampaknya sementara. Nilai kerugiannya sangat kecil. Lebih murah dari sehelai sayap nyamuk atau bangkai kambing. Sedangkan pelajaran yang bisa diambil darinya, itu sangat besar dan sangat mahal.
Di saat yang sama,
Tanamkanlah kepada anak kita, bahwa untuk urusan ākhirah, it's definitely NOT OK to make mistakes, salah itu MASALAH.
Karena kesalahan dalam urusan ākhirah itu dampaknya bisa permanen. Nilai kerugiannya sangat besar. Sesuatu yang berpotensi bikin kita hidup super-super nelangsa, yang penuh dengan siksa, di dalam jahannam yang di sana seseorang ngga bisa makan dan minum, kecuali dari air mendidih, nanah, dan buah zaqqūm yang rasanya seperti lelehan logam yang mendidih di dalam perut.
Jangan kebalik.
Anak ngga sengaja numpahin gula, dibentak habis-habisan seakan-akan itu bisa bikin dia masuk neraka.
Anak perempuan udah remaja, belum juga menutup aurat secara sempurna, santai-santai aja. "Ah ga apa-apa, yang penting hatinya baik."
Ujian matematika anak hasilnya jelek, langsung dimarahin dan diceramahin, "Mau jadi apa nanti kamu kalo kaya gini terus!"
Anak pacaran, menapaki langkah syaithān menuju zina. "Biarin aja... Wajar mereka masih muda. Biarkanlah mereka menikmati masa muda mereka."
Na'ūdzu billāhi min dzālik...
Kita berlindung kepada Allah dari sikap membesar-besarkan hal kecil, dan mengecil-ngecilkan hal yang sangat besar.
Image cover by Steve Buissinne from Pixabay