Dan sudah seharusnya bagi seorang penuntut ilmu agar tidak sombong dengan ilmunya dan senantiasa merendahkan diri di hadapan gurunya, memperhatikan apa yang diperintahkan oleh gurunya secara menyeluruh dan mendetail. Serta taat kepada gurunya seperti taatnya orang sakit yang bodoh kepada dokter yang penuh kasih sayang dan sangat pandai, walaupun gurunya memiliki umur yang lebih muda darinya dan berasal dari keturunan yang tidak lebih terkemuka darinya.
Karena dengan tawadhu’ dan kesabaran dalam kerendahan menuntut ilmu, seseorang bisa mendapatkan ilmu.
ومن لم يذق طعم المذلة ساعة قطع الزمان بأسره مذلولاً
Barangsiapa yang tidak sanggup menahan kehinaan sesaat, akan berada dalam kehinaan sepanjang masa.
Ibnu Abas radhiyallahu ‘anhu mengatakan: ‘Aku hina (letih) ketika menuntut ilmu, akan tetapi aku menjadi mulia (dengannya) ketika dicari oleh penuntut ilmu.‘
– Al-Bahrurraa’iq fizzuhdi warraqaa’iq, Zuhud dan Kelembutan Hati, Dr. Ahmad Farid, hal. 60