We

Kepada Siapa Kita Menghambakan Diri?

Ada begitu banyak manusia, dan bahkan muslim, yang masih enggan untuk menghambakan diri kepada Penciptanya. Padahal itulah satu-satunya tujuan hidupnya.

Menghambakan diri itu Bahasa Arab nya عَبَدَ ('abada) atau يَعْبُدُ (ya'budu). 'Abada itu past verb atau kata kerja bentuk lampau, yang dalam Ilmu Nahwu disebut Fi'l Mādhiy. Sedangkan ya'budu itu present verb, yang istilah resminya disebut Fi'l Mudhāri'

"Penghambaan diri" itu sendiri disebut عِبَادَة ('ibādah). Sedangkan seseorang yang menghambakan diri kepada sesuatu, disebut عَبْد ('abd). Atau dalam Bahasa Indonesia, disebut "hamba sahaya" atau "budak". 

Sehingga seseorang yang menghambakan diri kepada Allah disebut عَبْدُ الله ('Abdullāh). Seseorang yang menghambakan diri kepada Yang Maha Penyayang disebut عَبْدُ الرَّحْمَـٰن ('Abdurrahmān). Dan seterusnya. 

Dan di dalam penghambaan diri, ada ketundukkan, kerendahan diri, dan ketaatan

Ada begitu banyak manusia, dan bahkan muslim, yang masih enggan untuk menghambakan diri kepada Penciptanya. Padahal itulah satu-satunya tujuan hidupnya. 

Tanpa menyadari bahwa manusia itu, kecenderungannya ya menghambakan diri kepada sesuatu. Jadi, jika ia tidak mau menghambakan diri kepada Penciptanya, maka ia akan menghambakan diri kepada sesuatu yang lain, baik ia sadari ataupun tidak. 

Ada yang menghambakan dirinya kepada uang dan pengumpulan harta. Ia dedikasikan hidupnya semata-mata untuk mengejar kekayaan. Hamba uang, عَبْدُ المَال ('abd ul-māl). Letak ketundukannya, kerendah-diriannya, dan ketaatannya, bergantung kepada uang. Jika ada uang banyak di situ, ia akan taat. Jika ada potensi cuan yang besar di situ, maka ia akan tunduk. Dan ketika tidak ada uang ataupun cuan di situ, maka ketaatan dan ketundukkannya pun akan ia tinggalkan. 

Ada pula yang menghambakan dirinya kepada perusahaan tempat ia bekerja. 'Abd usy-syarikah عَبْدُ الشَرِكَة, corporate slave. Ia habiskan sebagian besar waktunya dan hidupnya, untuk perusahaan. Ia dedikasikan hidupnya untuk bekerja keras banting tulang mengorbankan banyak hal, agar bosnya, atasannya, ridha kepadanya. Demi karir dan kedudukannya di perusahaan tersebut. 

Ada pula yang menghambakan dirinya kepada wanita dan cintanya. Kepada kekuasan atau kepopuleran. Dan banyak hal dunia lainnya. 

Dan bahkan ada yang menghambakan dirinya, kepada hawa nafsunya. Ke mana pun hawa nafsunya mengajak, ia ikuti. Hidupnya terkekang hanya untuk memuaskan hawa nafsunya yang tak kunjung terpuaskan. Ia tak kuasa untuk tidak taat dan tidak tunduk kepada hawa nafsu dan keinginan-keinginannya. 'Abd usy-Syahawāt عَبْدُ الشَّهَوَات . 

Maka tanyakanlah kepada diri kita.
Kepada siapa kah saat ini kita menghambakan diri?

Dan ketahuilah...
Tak ada satu pun penghambaan diri, yang mampu menghadirkan kedamaian di hati seseorang, yang mampu membebaskan hati dari segala kegelisahan, kecuali penghambaan diri kepada-Nya. Kepada satu-satunya sembahan yang berhak disembah, Allah 'azza wa jalla.

Abu Qurrah December 25, 2022
Share this post
Sign in to leave a comment
We
Kebenaran itu Berat
Dan yang mencarinya sedikit