We

Koq Jualan Sih?

“Ahli ilmu koq jualan sih?” Begitu kata mereka. Seakan-akan jualan itu hina.

Mungkin di zaman ini, kebanyakan orang akan heran jika melihat seorang ahli ilmu atau penuntut ilmu, jualan barang dagangan.

“Ahli ilmu koq jualan sih?”

Begitu kata mereka. Seakan-akan jualan itu hina.

Padahal jika kita melihat biografi para ulama ternama, betapa banyak di antara mereka yang berdagang. Begitu pula para sahabat. Begitu pula Rasulullah ﷺ.

Abul Hasan Muslim bin Hajjaj bin Muslim bin Warad bin Kausyaz Al Qusyairi An Naisaburi, atau lebih dikenal dengan nama Imam Muslim rahimahullaah, seorang ulama ahli hadits ternama, adalah seorang pedagang pakaian.

Begitu pula Nu’man bin Tsabit bin Marzuban atau lebih dikenal dengan nama Imam Abu Hanifah rahimahullaah, salah satu dari 4 Imam Madzhab, juga seorang pengusaha pakaian.

Para sahabat nabi, seperti ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallaahu’anhu adalah seorang pedagang. Abu Bakar radhiyallaahu’anhu adalah pedagang pakaian. Umar radhiallahu’anhu pernah berdagang gandum dan bahan makanan pokok. ‘Abbas bin Abdil Muthallib radhiallahu’anhu adalah pedagang. Abu Sufyan radhiallahu’anhu berjualan udm (camilan yang dimakan bersama roti).

Dan Rasulullah ﷺ pun seorang pedagang.

Beliau ﷺ bersabda:

التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء

“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dibangkitkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan para syuhada”
(HR. Tirmidzi no.1209, hasan)

عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ؟ قَالَ: «عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ»

Dari Rafi’ bin Khadij ia berkata, ada yang bertanya kepada Nabi: ‘Wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?’. Rasulullah menjawab: “Pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan tangannya dan juga setiap perdagangan yang mabrur (baik)”
(HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 5/263, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 607)

Pernah suatu ketika Sufyan Ats Tsauri rahimahullaah (ulama ternama dari generasi Tabi’in), sedang sibuk mengurus hartanya. Lalu datanglah seorang penuntut ilmu menanyakan sebuah permasalahan kepadanya, padahal beliau sedang sibuk berjual-beli. Orang tadi pun lalu memaparkan pertanyaannya.

Sufyan Ats Tsauri lalu berkata: ‘Wahai anda, tolong diam, karena konsentrasiku sedang tertuju pada dirhamku, dan ia bisa saja hilang (rugi)’. Beliau pun biasa mengatakan,

لو هذه الضيعة لتمندل لي الملوك

“Jika dirham-dirham ini hilang, sungguh para raja akan memanjakan diriku”

Ayyub As Sikhtiani rahimahullah (seorang tokoh Tabi’in) juga berkata:

الزم سوقك فإنك لا تزال كريماً مالم تحتج إلى أحد

“Konsistenlah pada usaha dagangmu, karena engkau akan tetap mulia selama tidak bergantung pada orang lain”

Oleh karena itu,
Semangatlah, wahai para pedagang! 🙂

Referensi:
https://kisahmuslim.com/4365-biografi-imam-abu-hanifah.html
https://muslim.or.id/3984-mengenal-imam-muslim.html
https://pengusahamuslim.com/3719-keutamaan-berdagang-1896.html


Abu Qurrah October 4, 2020
Share this post
Sign in to leave a comment
We
Seseorang Diukur dari Dua Hal Miliknya
Hatinya dan lisannya