Syarat suatu hadīts bisa diterima (مقبول) itu ada 5. Ini yang disepakati oleh para ‘ulamā’ hadīts sebagai kriteria basic. Beberapa ‘ulamā’ seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim bahkan memiliki kriteria yang lebih ketat lagi.
Apa aja 5 syarat itu?
1. Ittishāl us-Sanad اتصال السند. Rantai perawinya semua harus tersambung.
2. ‘Adl ur-Rāwī عدل الراوي. Karakter moral para perawinya. Tidak akan diterima hadīts dari seseorang yang suka berbohong, berzina, pemabuk, atau perilaku asusila lainnya.
3. Dhabt ur-Rāwī ضبط الراوي. Kepresisian dalam meriwayatkan.
4. ‘Adam usy-Syudzūdz عدم الشذوذ. Hadīts tersebut tidak boleh memiliki kejanggalan di dalam teksnya (matn), dibandingkan dengan perawi-perawi lain yang lebih kuat (kredibel).
5. ‘Adam ul-‘Ilal عدم العلل. Suatu hadīts tidak boleh memiliki kecacatan di dalam teksnya (kesalahan tata bahasa, kata yang terbalik, dsb).
Di dunia penelitian science, ngga ada scientific peer reviewed journal yang dinilai sepresisi dan seketat ini.
– Dari kajian kitab Syarh Nuzhat un-Nazhr oleh Syaikh Uthman ibn Farooq hafizhahullāh