مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى
Man ta’annaa naala maa tamannaa. Barangsiapa melangkah perlahan, berlama-lama untuk cita-citanya, akan mendapatkan apa yang dia cita-citakan. Whoever takes time, will eventually get there.
Sebuah ungkapan Bahasa Arab yang sangat penting untuk memotivasi kita dalam belajar Bahasa Arab. Kalo kata seorang temen, ungkapan ini memiliki kemiripan fonetik maupun makna dengan: “Sopo sing temen, bakal tinemu.” Haha… Such a stunning similarity. Mirip bener!
Ungkapan ini layak kita hapal. Supaya ketika kita misalnya buntu ketika belajar Bahasa Arab, kita akan teringat ungkapan ini. Sebuah ungkapan optimisme untuk menjaga motivasi. Sehingga walaupun ngga ngerti-ngerti, ngga paham-paham, kita punya mental baja untuk terus melangkah dan melangkah, walaupun sedikit-sedikit. Karena segala susah payah kita ngga akan sia-sia.
Ustadz Nouman Ali Khan dalam salah satu ceramahnya pernah menceritakan seorang murid favorit di program Bahasa Arab binaannya. Dia adalah seorang sahabat Ustadz Nouman sendiri yang kemudian menjadi murid Bahasa Arabnya. Dia adalah seorang pekerja keras, yang begitu ingin bisa Bahasa Arab sehingga dia belajar setiap hari, siang dan malam. Bahkan ketika Ustadz Nouman, yang notabene adalah gurunya, ngajak dia untuk sejenak jalan-jalan untuk refreshing, jawaban dia adalah,
“Aduh sori nih, saya harus belajar.”
Ustadz sampai bilang begini,
“Udah…santai dulu lah sejenak, refreshing bentar, nanti saya kasih ekstra nilai deh.”
“Aduh…ngga deh kayanya. Saya harus belajar. Mau ada ujian.”
Ustadz Nouman sampe speechless. Luar biasa usahanya. Dia belajar siang-malam, siang-malam, siang dan malam. Dan Ustadz Nouman tahu benar jerih payah dan usaha dia ini.
Tapi tahukah sahabat, dia ini, sahabat Ustadz Nouman ini, walapun dia adalah seorang yang cerdas dalam karirnya, cerdas dalam bisnisnya, dan cerdas dalam profesinya, tetapi rupanya Allah tidak membuat Bahasa Arab mudah buat dia. Bagaimanapun di mencoba berusaha, dia selalu gagal untuk dapet nilai bagus. Nilainya selalu pas-pasan, bahkan hampir ngga lulus.
Sedangkan teman sebangkunya, seorang murid Bahasa Arab super jenius, sekaligus super males, murid termales yang pernah dikenal Ustadz Nouman, yang sering tidur seharian di kelas, bisa dapet 99 bahkan 100 setiap ujian. Nyebelin ngga sih, sahabat? Seseorang yang males-malesan, ngga perlu belajar, ngga perlu usaha banyak, tapi bisa gampang dapet 99. Sedangkan seseorang yang kerja keras mati-matian belajar, nilainya pas-pasan bahkan ampir ngga lulus.
Ustadz Nouman aja sebagai gurunya dibuat frustasi dengan situasi ini. Apalagi orang itu sendiri (sahabat ustadz) yang mengalami sendiri. Koq kaya ngga adil ya?
Tapi tahu ngga sahabat? Kedua orang itu, kedua murid itu, ketika kelak menghadap Allah, dan keduanya mengatakan,
“Ya Allah, kami belajar Bahasa Arab untuk mencari ridha-Mu, yaa Rabb.”
Yang satu menunjukkan nilai 99, yang satu lagi menunjukkan nilai hanya 30.
Yang mana yang lebih bernilai bagi Allah pada hari itu?
Wallahi, nilai 30 itu sangat-sangat mahal harganya bagi Allah. Tak ternilai harganya. Karena apa? Karena Allah ngga menilai skor yang ada di atas kertas. Lalu apa yang Allah nilai?
Yang Allah nilai adalah usahanya.
Dan nilai yang 99 itu mungkin nilainya sangat-sangat murah di sisi Allah. Soalnya dia ngga perlu bersusah payah untuk dapetin itu. Usahanya ngga maksimal. Begitulah Allah akan mengadili nanti. It’s based on our effort and struggle. Berdasarkan usaha dan jatuh-bangunnya kita. Bukan kuantitas, tapi kualitas. Orang men-judge kita berdasarkan kuantitas. Tetapi Allah akan menilai kualitas.
Jadi sahabat, bagaimanapun kita merasa kesusahan dengan Bahasa Arab, jangan menyerah! Tetap melangkah! Walaupun sedikit demi sedikit. Karena kelak tidak ada yang sia-sia di sisi Allah.
Referensi: Arabic with Husna Program