Sudah sekitar 3 tahun sejak terakhir kali gitar ini dimainkan. Sebelum itu gitar ini cukup “produktif” sebagai katalis untuk menciptakan begitu banyak lagu.
Tapi itu masa lalu.
Tiga tahun terakhir ini, alhamdulillaah ngga ada musik lagi di kepala dan di hati. Dan gitar ini juga praktis ngga pernah tersentuh. Nganggur aja di pinggir lemari.
Seharusnya memang kalau pesan Ustadz, gitar ini digergaji dan dihancurkan. Dijual atau dikasihin pun ngga boleh. Dan selama 3 tahun ini entah kenapa belum tega buat ngegergaji. Mungkin iman saya masih lemah.
Sampai suatu ketika, udah agak lama sebenernya, seorang sahabat ngasih ide. “Mungkin gitarnya bisa dijadiin rak / hiasan, Kang“. And that was a brilliant idea.
Sehingga beberapa minggu yang lalu, akhirnya digergaji juga gitar ini. Diubah fungsinya dari sebuah alat musik, menjadi sebuah wall mounted shelf yang unik. Sekaligus menjadi pengingat untuk anak-anak.
Bahwa musik dan Al-Qur’an tak bisa berada di dalam satu hati.