Orang berilmu mungkin akan Allah jadikan populer layaknya seorang artis. Namun ada hal mendasar yang membedakan keduanya, bagaikan bumi dan langit.
Seorang artis biasanya memang menyukai ketenaran. Dan bahkan mencarinya, lalu membiayainya jika perlu. Hingga followers terlihat di mata mereka sebagai komoditas. Sebagai modal yang akan mengokohkan karir mereka.
Sedangkan seseorang yang Allah tanamkan ilmu di hatinya, mungkin akan dikenal banyak orang. Namun ia tidak menyukainya. Karena rasa takutnya kepada Allah. Karena rasa takutnya kepada ancaman-Nya atas orang-orang yang riyā'. Dan ia melihat followers sebagai amanah yang kelak akan dimintai pertanggung-jawabannya. Khawatir akan akibatnya kelak di akhirat jika ia menyampaikan sesuatu yang salah, lalu diikuti banyak follower-nya. Dan beban amanah itu semakin berat seiring jumlah followers yang bertambah.
Kebanyakan artis pastilah menggunakan popularitas mereka, demi keuntungan dunia. Untuk mengumpulkan harta. Agar mendapatkan kenyamanan dan kemapanan.
Namun seseorang yang Allah kokohkan ilmu di dalam dadanya, begitu hati-hati dan sangat-sangat khawatir atas kepopuleran yang digenggamnya. Khawatir dirinya dicatat sebagai seseorang yang mengejar dunia, dengan amalan akhiratnya. Ia ingin menggunakan kepopulerannya hanya sebagai wasīlah, agar ilmu tersampaikan seluas-luasnya. Agar petunjuk-Nya bisa tersebar ke sebanyak mungkin hamba-Nya.
Artis, selalu senang dipuji.
Orang berilmu, justru membencinya.
Bumi,
Langit...
Wahai Rabb Yang Senantiasa Memelihara hamba-Nya. Tambahkan lah kami selalu,
ilmu...
Cover image by Pir Sümeyra on Pexels