We

PeHaPe

Di dunia website development, PHP adalah singkatan dari Hypertext Prepocessor. Sebuah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi atau website. Di dunia pedagang, PHP juga cukup masyhur. Tapi PHP yang ini singkatan dari "Pemberi Harapan Palsu"

Di dunia website development, PHP adalah singkatan dari Hypertext Prepocessor. Sebuah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi atau website. 

Di dunia pedagang, PHP juga cukup masyhur. Tapi PHP yang ini singkatan dari "Pemberi Harapan Palsu" 🙂. Sebuah gelar yang sering disematkan kepada calon pembeli yang bilang mau beli, tapi ngga jadi beli. Atau yang udah order tapi tak kunjung transfer. 

Dulu waktu awal dagang, sekali di-PHP aja rasanya mental bisa down berhari-hari. Dan kalo di-PHP dua/tiga kali berturut-turut, rasanya semangat usaha langsung runtuh dan butuh waktu lama untuk bangkit lagi. Ma'lum belum familiar sama dunia dagang, hehe.

Alhamdulillāh karena pertolongan Allah, sekarang rasanya udah ngga ngaruh dan ngga kecewa lagi walopun di-PHP berkali-kali. Sampe saat ini entah udah berapa puluh bahkan ratus kali di-PHP. Dan alhamdulillāh mental dan semangat tetap terjaga 🙂 

Berikut beberapa tips supaya kita bermental baja ketika di-PHP: 

  1. Memahami betul bahwa Allah itu Ar-Razzāq, Sebaik-baik Pemberi rizq. Dan rizq itu ngga akan tertukar. Ia sudah tertulis jauh sebelum kita lahir ke dunia. Apa-apa yang ditulis bagi kita, maka akan menemukan jalannya kepada kita. 
  2. Memahami betul makna salah satu bacaan dzikir setelah shalat ini:
    Allāhumma lā māni'a limā a'thayta, wa lā mu'thiya limā mana'ta. 
    "Ya Allah, tidak ada yang bisa mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan. Dan tak ada yang mampu memberi sesuatu yang telah Engkau tahan." 
  3. Yakin betul bahwa apapun dan siapapun yang datang kepada kita, se-menyebalkan apapun dia, mereka hanya bisa datang atas izin-Nya. Mungkin Allah sedang mengajari kita sesuatu melalui mereka. Mungkin Allah ingin kita memiliki suatu kualitas yang hanya bisa ditempa dengan mendatangkan mereka. 
  4. Sikap orang lain itu berada di luar kontrol kita. Kita ngga punya tombol untuk ngendaliin orang lain. Di saat yang sama, kita punya kendali penuh terhadap diri kita, dan bagaimana kita merespon sikap orang lain. 
  5. Jadi, fokuslah sama diri kita sendiri. Perbanyak istighfar, evaluasi diri kita, apa yang mungkin miss dari kita. Lihat shalat kita, apa ada yang kurang di sana. Lihat waktu pelaksanaannya, apa masih suka telat dan ditunda-tunda. Apa masih belum di masjid (kalo laki-laki). Lalu lihat apa ada ma'siat yang sudah kita anggap biasa, sudahkan kita bertaubat darinya. Lalu lihatlah perilaku kita kepada istri kita, anak kita, orang tua kita, apa mungkin ada kekurangan di sana. 

Semoga bermanfaat 🙏


Cover image by Jill Wellington on Pixabay

Abu Qurrah May 25, 2023
Share this post
Sign in to leave a comment
We
Ahl ul-Qur'an: Siapakah Mereka?
Kaum muslimīn jika dilihat dari level interaksinya dengan Al-Qur'ān, terbagi menjadi 4 kelompok.