We

Tidak Akan Miskin?

Ketika ketaatan menjadi pilihan, Allah akan menguji kita dengan kesulitan hidup, dengan rasa lapar, dengan kekurangan harta, dan bahkan dengan kehilangan jiwa. Untuk melihat sampai di mana kesungguhan dan kesabaran kita dalam mencari ridha-Nya.

"Tidak akan miskin seseorang yang berbakti kepada orang tuanya.
Saya pernah membaca quote tersebut di salah satu akun da'wah di medsos. 

Sekilas ngga ada yang salah dengan itu. Dan itu bisa memotivasi kita untuk ngga ragu-ragu dalam mengambil keputusan dalam hidup, yang berhubungan dengan berbakti kepada orang tua (birr ul-wālidayn). 

Karena memang birr ul-wālidayn itu 'amal shālih yang sangat utama. Yang bahkan lebih utama dari berjihad di jalan Allah. Sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasūlullāh ﷺ, dari 'Abdullāh ibn Mas'ūd radhiyallāhu 'anhu: 

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ : قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ : قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : اَلْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ 

Aku bertanya kepada Nabi ﷺ tentang amal-amal apa yang paling utama dan dicintai Allah? Nabi ﷺ menjawab: Pertama, shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya). Kedua, berbakti kepada kedua orang tua. Ketiga, jihad di jalan Allah.” [HR Bukhari I/134, Muslim No.85] 

Tapi ketika kita sedang berjuang menjalaninya, jangan sampai niat, motivasi, dan ekspektasi kita salah. 

Niat kita birr ul-wālidayn adalah untuk Allah. Dan motivasinya adalah mencari ridha Allah. Agar kelak Allah ridha memasukkan kita ke jannah-Nya. 
Jangan sampai niat dan motivasinya keluar dari itu. 

Dan jangan sampai ekspektasi kita salah. Bahwa dengan berbakti kepada orang tua, perjalanan hidup akan serba mudah, dijamin ngga akan kekurangan harta, dan ngga akan pernah miskin. 

Wallāhi. Ketika ketaatan menjadi pilihan, Allah akan menguji kita dengan kesulitan hidup, dengan rasa lapar, dengan kekurangan harta, dan bahkan dengan kehilangan jiwa. Untuk melihat sampai di mana kesungguhan dan kesabaran kita dalam mencari ridha-Nya (lihat Sūrat ul-Baqarah ayat 155-157). 

Pernah denger kisah Uwais al-Qarni?
Seseorang yang memiliki kemuliaan, karena sangat berbakti kepada ibunya. Yang bahkan sudah dikabarkan oleh Rasūlullāh ﷺ kepada para sahabat jauh-jauh hari mengenai kedatangannya. 

Apakah Uwais al-Qarni berlimpah hartanya?
Sama sekali ngga. Bahkan sebaliknya, beliau hidup dalam kemiskinan dan barang-barangnya sedikit. 

Jadi,
Quote di atas itu mungkin lebih baik kalo bunyinya kaya gini:
"Seseorang yang berbakti kepada orang tuanya, tidak akan miskin hatinya.

Sebagaimana sabda Rasūlullāh ﷺ, 

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ 
Kekayaan itu bukanlah dengan banyaknya harta, melainkan dengan hati yang selalu merasa cukup.“ [HR Bukhari No. 5965] 

Atau, bisa juga mungkin bunyi quote-nya begini:
"Tidak akan sempit rizqi seseorang yang berbakti kepada orang tuanya.

Sebagaimana sabda Rasūlullāh ﷺ, 

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَيَنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ 
Barangsiapa yang suka diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” [HR Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu Dawud 1693] 

Karena berbakti kepada orang tua, termasuk ke dalam 'amalan menyambung tali silaturahmi yang paling utama untuk didahulukan. 

Terus dikasih notes bahwa rizqi itu bukan hanya harta. Sebagaimana perkataan para 'ulamā': 

Ni'mah harta, itu rizqi terendah.
Ni'mah kesehatan, itu rizqi tertinggi.
Ni'mah anak yang baik, itu rizqi ter-afdhal.
Keridhaan Allah, itu rizqi yang paling sempurna.


Cover image by Quang Le from Pixabay

Abu Qurrah January 30, 2023
Share this post
Sign in to leave a comment
We
Apa Artinya Menjadi Seorang Muslim
Kebanyakan muslim yang lahir di negeri mayoritas muslim ngga ngeh dengan arti sebenarnya dari menjadi seorang muslim. Dan ngga ngeh dengan apa arti sebenarnya dari Islām. Sehingga cenderung memahaminya sebagai sesuatu yang berhubungan dengan budaya.