Orang miskin dan kaya, sama-sama bisa zuhud. Koq bisa?
Karena zuhud itu ngga sedangkal masalah miskin vs kaya, gaes.
Contohnya:
Seseorang yang penghasilannya 100 juta rupiah per bulan, tapi memilih untuk hidup dengan biaya kurang dari 10 juta / bulan. Terus yang 90 an juta dia belanjakan di jalan Allah. Dia gunakan untuk menolong orang miskin, membangun sekolah, membiayai da'wah, dsb. Nah, ini zuhud, gaes.
Contoh lain:
Seseorang yang sebelumnya kerja di Perusahaan A, dan punya gaji 50 juta / bulan. Ternyata setelah beberapa waktu, dia baru ngeh bahwa Perusahaan A ini berurusan dengan sesuatu yang haram. Dan dia khawatir gajinya haram. Lalu dia resign, dan lebih memilih untuk kerja di Perusahaan B yang gajinya 4 juta / bulan, tapi halal. Dia ridha hidup terbatas demi ketaatan kepada Allah. Ini juga zuhud, gaes.
Jadi, zuhud itu definisinya apa dong ya?
Ni saya kutip definisi zuhud dari kitab "Al-Bahr ur-rā'iq fiz-Zuhdi war-Raqā'iq" (Samudera Bening di dalam Zuhud dan Kelembutan Hati) yang ditulis oleh Dr. Ahmad Farid. Di mana beliau juga mengutip dari kitab 'Uddat ush-Shābirīn karya Ibnul Qayyim, Ihyā' 'Ulūm ud-Dīn karya Al-Ghazali, Jāmi' ul-'Ulūm wal-Hikam karya Ibnu Rajab, dan Riyādh ush-Shālihīn karya An-Nawawi.
Zuhud adalah berpaling dari kecenderungan terhadap sesuatu, menuju sesuatu yang lebih baik darinya. Pengetahuan yang dijadikan sandaran agar seseorang dapat mencapai kecenderungan tersebut, adalah pengetahuan bahwa perkara yang ditinggalkan itu hina untuk diambil.
Orang yang memiliki sifat zuhud adalah orang yang mengetahui, bahwa apa yang ada pada Allah kekal adanya. Bahwasanya kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal daripada kehidupan dunia. Sebagaimana permata lebih baik daripada butiran salju.
Dunia ibarat satu potongan es yang diletakkan di bawah sinar matahari. Ia akan senantiasa meleleh apabila dihadapkan dengan sinar matahari. Sedangkan akhirat ibarat permata yang memiliki nilai jual yang tinggi, tidak akan meleleh dan tidak akan habis.
Saya tambahin juga nih, beberapa perkataan ulama terdahulu (ulama salaf) mengenai zuhud.
Yunus bin Maisarah berkata,
"Kezuhudan di dunia bukanlah dilakukan dengan cara mengharamkan yang halal dan menyia-nyiakan harta. Akan tetapi kezuhudan di dunia adalah hendaklah apa yang ada pada Allah lebih kuat bagimu daripada apa yang ada di dalam tanganmu.
Hendaklah keadaanmu ketika ditimpa musibah dengan keadaanmu ketika tidak ditimpa musibah sama saja. Dan hendaklah potensi ingin ada yang memujimu dan ingin ada yang membencimu ketika melakukan perkara yang haq, sama banyaknya."
Al-Fudhail berkata,
"Dasar dari kezuhudan adalah ridha terhadap Allah 'azza wa jalla. Orang yang qana'ah adalah orang yang zuhud. Dia adalah orang yang kaya. Maka barang siapa yang mewujudkan keyakinan, maka ia telah memiliki keyakinan yang kuat terhadap Allah dalam segala urusannya.
Ia telah ridha terhadap ketetapan dari Allah. Ia telah terbebas dari ketergantungan terhadap makhluk, baik yang berupa harapan maupun rasa takut. Dan hal tersebut mencegahnya dari mencari dunia dengan cara yang dibenci.
Barang siapa yang telah melakukan hal itu, maka ia adalah orang yang zuhud, dan paling kaya diantara manusia, meskipun ia tidak memiliki apapun di dunia."
Semoga Allah tanamkan ke dalam hati kita,
kezuhudan...