Dalam Bahasa Indonesia, kata rabb رَبّ diterjemahkan sebagai Tuhan. Kata ilāh إِلـٰه juga diterjemahkan sebagai Tuhan. Wajar karena memang ngga ada pilihan lain yang lebih pas.
Seperti halnya menerjemahkan kata Bahasa Inggris "he". Bahasa Indonesia akan menerjemahkan sebagai "dia". Begitu pula kata "she". Pilihannya "dia" lagi, "dia" lagi...
Karena memang aneh kalo diterjemahkan misalnya "dia-laki-laki" atau "dia-perempuan".
Itulah kenapa penting bagi kita untuk ngeh, bahwa kekayaan setiap bahasa itu ngga sama. Dan ketika menerjemahkan dari bahasa yang lebih kaya, ke bahasa yang lebih sederhana, udah pasti akan ada makna, rasa, atau detil yang hilang.
Jadi kalo mau belajar ilmu di bidang engineering (teknik) misalnya, ya afdhal-nya harus mengenal Bahasa Inggris. Soalnya ada banyak istilah-istilah engineering yang susah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, atau bahkan ngga ada Bahasa Indonesianya.
Dan kalo mau memahami dīn ul-islām lebih dalam, ya afdhal-nya harus mengenal Bahasa Arab. Karena ia adalah bagian tak terpisahkan dari agama ini.
Seperti nasihat ‘Umar ibn Al-Khatthāb radhiyallāhu ‘anhu,
تعلَّموا العربيةَ؛ فإنَّها من دينِكم
“Pelajarilah Bahasa Arab, karena sesungguhnya Bahasa Arab itu termasuk bagian dari agama kalian.” (Masbūk udz-Dzahab)
Jadi,
Apa sebenernya perbedaan رَبّ rabb dengan إِلـٰه ilāh?
Silahkan disimak di Bagian 2.
Cover image mockup by CosmoStudio from Freepik