We

Sudahkah Kita Mencintai Bahasa Arab? (Bagian 2)

Jadi, apa sebenernya perbedaan رَبّ rabb dengan إِلـٰه ilāh? Kita coba bahas rabb dulu ya. Baru nanti kita bandingkan dengan ilāh, in syā Allāh.

Bagi yang belum baca bagian sebelumnya, silahkan disimak Sudahkah Kita Mencintai Bahasa Arab? - Bagian 1 

Jadi, apa sebenernya perbedaan رَبّ rabb dengan إِلـٰه ilāh? Kita coba bahas rabb dulu ya. Baru nanti kita bandingkan dengan ilāh, in syā Allāh

Secara bahasa, kata رَبّ rabb itu akar kata kerjanya (fi'l-nya) yaitu رَبَّ rabba atau رَبَّى rabbā, yang memiliki beberapa makna: 

  1. Mengasuh, membesarkan, merawat, memelihara, menanggung makanan dan pakaian, mendidik.
  2. Memiliki.
  3. Menguasai, memimpin.
  4. Memperbaiki.
  5. Membangun atau mendirikan sesuatu lalu mengurusnya. 

Pernah denger kata رَبَّيَانِي rabbayānī?
In syā Allāh pernah ya. Di dalam doa kita untuk kedua orang tua, yang selalu kita panjatkan setiap hari. 

"Rabb ighfir lī wa liwālidayya warhamhumā kamā rabbayānī shaghīrā."
(Wahai Rabb-ku, ampunilah aku. Dan juga kedua orang tuaku. Sayangilah mereka, sebagaimana mereka mengasuh, membesarkan, merawat, mendidik-ku, sewaktu aku kecil.) 

Kata kerja رَبَّى rabbā, kalo subjeknya dua orang (dalam hal ini kedua orang tua kita), maka akan menjadi رَبَّيَا rabbayā. Sedangkan نِي adalah objeknya, yang artinya "aku".

Dari akar kata yang sama, kita mendapati kata تَرْبِيَّة tarbiyyah, yang artinya pendidikan dan pengasuhan. Para mufassir menjelaskan arti tarbiyyah sebagai berikut:

 التَّرْبِيَةُ تَبْلِيغُ الشَّيْءِ إلى كَمالِهِ تَدْرِيجًا

“Menyampaikan sesuatu kepada kesempurnaan secara bertahap.” 
(At-Tahrīr wat-Tanwīr, Ibnu ‘Asyūr) 

Dari akar kata yang sama, kita juga mendapati kata مُرَبٍّ murabbin atau مُرَبِّي murabbī, yang artinya pendidik, pengasuh, atau edukator. Dan murabbī itu bukan sekedar guru yang mengajarkan ilmu, tapi juga sosok yang mendidik, mengasuh, membimbing, dan membesarkan. 

Dalam ilmu edukasi anak (pedagogy), ada istilah bahasa Inggris yang kurang lebih sama, yaitu "pedagogue". Seseorang yang membersamai anak dalam pengasuhannya, pendidikannya, perawatannya, hingga ia tumbuh besar. 

Lalu gimana dengan makna kata رَبّ rabb
Secara bahasa, seseorang yang memiliki sesuatu, yang memiliki suatu properti, disebut rabb

Contohnya misalnya, kalo pemilik harta (مَال ; māl), jadinya: رَبُّ المَال rabb ul-māl
Contoh lain, pemilik pabrik atau tempat kerja (مَعْمَل ; ma'mal), jadinya: رَبُّ المَعْمَل rabb ul-ma'mal
Pemilik seorang budak (hamba sahaya), pada zaman perbudakan sebelum Islām juga disebut rabb. Sedangkan hamba sayaha-nya disebut عَبْد 'abd
Seorang penguasa, pemimpin atau kepala juga disebut rabb. Contohnya: رَبُّ البَيْت rabb ul-bayt, yaitu kepala rumah tangga. 

Itu semua contoh-contoh secara bahasa.
Terus gimana maknanya dalam konteks rubūbiyyah? Yaitu dalam konteks penciptaan makhluk, kepemilikannya, dan pengaturannya. 

Seperti yang sering kita dengar ketika Al-Qur'ān dilantunkan, 

Allah itu...
Rabb ul-'ālamīn رَبُّ العَالَمِين , Rabb-nya seluruh alam. Pemilik, Pencipta, Pengatur dan Pemelihara seluruh alam. 

Allah itu...
Rabb us-samāwāti wal-ardh رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْض , Rabb-nya seluruh langit dan bumi. Seluruh apa yang ada di bumi ini, seluruh planet-planet, matahari, bintang-bintang, pulsar, galaksi, black hole, super massive black hole, semua yang ada di langit dunia, hingga langit ke-7, semuanya adalah properti-Nya. Milik-Nya. Diciptakan oleh-Nya. Diatur dan dipelihara oleh-Nya. 

Allah itu...
Rabb ul-masyriqi wal-maghrib رَبُّ المَشْرِقِ وَالمَغْرِب , Rabb-nya timur dan barat. Semuanya ada dalam kekuasaan-Nya. 

Allah itu...
Rabb un-nās رَبُّ النَّاس , Rabb-nya manusia. Pemilik seluruh manusia. Jadi kita semua ini properti-Nya. Milik-Nya. Hamba sahaya-Nya. 

Allah itu bukan sembarang rabb. Allah itu THE Rabb. Dalam Bahasa Arab, kalo kita mau menjadikan suatu kata menjadi definite (seperti penggunaan "the"), maka kita tambahkan alif lam ال . Sehingga Allah adalah Ar-Rabb الرَّبّ . Murabbī-nya seluruh makhluk dan ciptaan-Nya. Yang memelihara dan mengurus seluruh makhluk-Nya. Yang mengatur urusan dan melimpahkan berbagai macam ni'mah kepada mereka. Yang Menciptakan, sekaligus Menguasai, sekaligus Mengatur alam semesta beserta isinya.

Seperti yang dijelaskan oleh Syaikh ‘Utsaymīn rahimahullāh,

 الرب هو من اجتمع فيه ثلاثة أوصاف: الخلق، والملك، والتدبير؛ فهو الخالق، المالك لكل شيء، المدبر لجميع الأمور

Ar-Rabb adalah Yang terkumpul tiga sifat padanya: penciptaan, kepemilikan, dan pengaturan. Jadi, Ar-Rabb adalah Yang Maha Menciptakan, Yang Maha Memiliki segala sesuatu, dan Yang Mengatur segala urusan.”(Tafsīr Juz ‘Amma, Syaikh ‘Utsaymīn)

Sehingga sebutan Ar-Rabb الرَّبّ , itu semata-mata hanya untuk Allah. Dan ketika perlu digunakan untuk selain Allah, kata rabb رَبّ harus disandarkan kepada kata lainnya. Seperti contoh sebelumnya di atas, misalnya: rabb ud-dār رَبُّ الدَّار (pemilik rumah).

Sebagaimana dijelaskan oleh Ibn Katsīr rahimahullāh dalam tafsirnya,

 ولا يُستعملُ الربُّ لغيرِ اللهِ، بل بالإضافةِ، تقولُ: رَبُّ الدارِ، رَبُّ كذا، وأما الربُّ فلا يُقال إلا للهِ عز وجل

"Kata Ar-Rabb الربّ tidaklah digunakan untuk selain Allah. Kecuali digunakan dalam idhāfah (gabungan kata; frase). Contoh: rabb ud-dār (pemilik rumah), rabbu kadzā (pemilik sesuatu). Sedangkan sebutan Ar-Rabb الربّ tidaklah digunakan, kecuali untuk Allah 'azza wa jalla." 

Dan sebagai seorang muslim... 
Kita perlu ngeh dengan semua ini. Bahwa kita ini properti. Kita ini ada Yang Memiliki. Dan di dunia ini kita sedang diuji. Dan kelak Yang Memiliki kita, akan meminta pertanggung jawaban atas semua perbuatan kita di muka bumi. Kita ngga bisa berbuat 'semau gue', 'terserah gue', 'yang penting gue hepi'. 

Karena ada Rabb yang Memiliki kita. Yang Telah Menciptakan kita. Yang Mengatur semua urusan kita. Yang Punya Kendali Penuh atas detak jantung, sistem pencernaan, metabolisme tubuh, pembelahan trilyunan sel tubuh kita, replikasi DNA, dan proses super kompleks lainnya. Dialah Yang Maha Mengatur itu semua (memangnya kita yang mengaturnya? Di setiap milidetik nya?). 

Dialah Rabb Yang Mengatur makanan kita, beserta seluruh proses tumbuhnya tumbuhan dan biji-bijian. Yang Mengatur seluruh proses kompleks tumbuhnya benih yang kita tanam. Memangnya kita yang ngendaliin langsung tumbuhnya akar? Tumbuhnya daun? Proses fotosintesis? Sinar matahari yang dibutuhkan fotosintesis? Mempertahankan matahari tetap bersinar? Reaksi fusi nuklir hidrogen-helium yang terjadi di sana? Emangnya kita yang ngatur itu semua? 

Dialah Allah, Rabb kita semua.
Yang paling berhak mendapatkan ketaatan kita. Dan pengabdian diri kita. 

Berlanjut di Bagian 3.

Referensi:
Tafsīr ibn Katsīr, Sūrat ul-Fātihah 
At-Tahrīr wat-Tanwīr, Ibnu ‘Asyūr
Tafsīr Juz ‘Amma, Syaikh ‘Utsaymīn
Mu'jam ul-Ghanī
Kamus Al-Wāfī, Arab - Indonesia


Cover image mockup by CosmoStudio from Freepik    

Abu Qurrah June 25, 2023
Share this post
Sign in to leave a comment
We
Sudahkah Kita Mencintai Bahasa Arab? (Bagian 1)
Dalam Bahasa Indonesia, kata rabb رَبّ diterjemahkan sebagai Tuhan. Kata ilāh إِلـٰه juga diterjemahkan sebagai Tuhan. Wajar karena memang ngga ada pilihan lain yang lebih pas. Seperti halnya menerjemahkan kata Bahasa Inggris "he". Bahasa Indonesia akan menerjemahkan sebagai "dia". Begitu pula kata "she". Pilihannya "dia" lagi, "dia" lagi...