We

Tajrī Min Tahtihal-Anhār | Bagian 2

Al-Firdaus. Tertinggi dari seratus tingkat yang Allāh ciptakan. Yang jarak antar setiap dua tingkatnya, sejauh perjalanan seratus tahun.

Al-Firdaus. Tertinggi dari seratus tingkat yang Allāh ciptakan. Yang jarak antar setiap dua tingkatnya, sejauh perjalanan seratus tahun.

Highest garden. Jannah tertinggi yang telah Allāh siapkan untuk para pemenang.

Yang khusyū‘ di dalam shalatnya. Serta memelihara dan menjaga waktu-waktunya. Menjauhkan dirinya, dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna. Menunaikan hak para dhu’afā‘ yang ada pada hartanya. Mencukupkan diri dengan yang halal, bagi syahwat dan kemaluannya. Serta menjaga dan memelihara amanah-amanah dan janji-janjinya.

Merekalah pewaris Al-Firdaus.
Dan mereka abadi di sana.
Selalu hidup, dan tidak mati selamanya.
Selalu sehat, dan tidak sakit selamanya.
Selalu muda, dan tidak akan tua selamanya.
Selalu ada dalam kenikmatan, dan tidak menderita selama-lamanya.

Ditulis oleh: Eka Pratama

Referensi:

  • Tafsīr Ibn Katsīr, Sūrah Al-Mu’minūn, ayat 1-11
  • An-Nihāyah fil-Fitan wal-Malāhim, Ibn Katsīr


Abu Qurrah May 4, 2021
Share this post
Sign in to leave a comment
We
Tajrī Min Tahtihal-Anhār | Bagian 1
Kebun-kebun anggur, naungan yang terbentang luas, teduh, hijau, kelak tak ada lagi penderitaan di sana. Tak ada kesulitan hidup. Tak ada kesedihan. Tak ada kekhawatiran. Mengalir dari bawah istana-istananya, dari bawah pohon-pohonnya,sungai-sungai…