Di setiap kali membaca Surah Al-Baqarah, saya selalu terhenti di suatu ayat. Sebuah ayat yang memberikan tantangan terbuka untuk membuat yang semisal. Bagi mereka yang ragu kepada Al-Qur’an. Ragu bahwa itu benar-benar dari Pencipta Langit dan Bumi.
Dan saya selalu kehabisan kata-kata dibuatnya. Bagaimana ngga, seiring zaman berganti, tantangannya makin mustahil untuk dijawab.
وَإِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
“Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا۟ وَلَن تَفْعَلُوا۟ فَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُۖ أُعِدَّتْ لِلْكَٰفِرِينَ
“Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Surah Al-Baqarah Ayat 23-24)
Wallaahi, untuk menandingi keindahan bahasanya saja, sudah sangat mustahil. Dan semakin kita mempelajari bahasanya, kita makin merasakan kemustahilan itu.
Para penyair di zaman Rasulullah ﷺ yang sangat fasih berbahasa Arab saja dibuat bertekuk lutut. Sampai-sampai mereka yang kafir pun, ketagihan untuk mendengarkan Rasulullah ﷺ ketika beliau membacanya. Abu Jahal, Abu Sufyan, dan Akhnas bin Syuraiq bahkan sampai memergoki masing-masing sedang mengendap-ngendap di rumah Rasulullah ﷺ pada malam hari, untuk mencuri dengar bacaan Al-Qur’an beliau.
Dan seiring zaman berganti, sains dan teknologi makin dikuasai, tantangan ini semakin terasa luar biasa mustahil untuk dijawab. Karena ternyata bukan hanya dari keindahan bahasanya saja yang harus ditandingi, tetapi juga keakuratannya mendeskripsikan masa depan, ketepatannya dalam mengungkap ilmu pengetahuan yang belum dikuasai manusia di zamannya, dan kepresisian luar biasa penyusunan struktur surahnya, ayatnya, kata-katanya, bahkan hurufnya. Yang beberapa contohnya saya tuliskan di Buku Perjalanan Mencari Kebenaran.
Dan di penghujung Ramadhan ini, in syaa Allaah, saya ingin membagikan beberapa tambahan contohnya.
Yang pertama, saya ingin berbagi mengenai Surah An-Naml. Satu di antara beberapa surah lain yang diawali dengan huruf yang tidak kita pahami. Dan sungguh Allah lah Yang Maha Mengetahui. Sedangkan kita, hanya sekedar mampu mencicipi apa yang Dia izinkan untuk kita ketahui.
طسٓ ۚ تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْقُرْءَانِ وَكِتَابٍ مُّبِينٍ
“Tha Sin. Inilah ayat-ayat Al-Qur’an, dan Kitab yang jelas,” (Surah An-Naml 27:1)
Tha Siin طس , siapalah yang mengira bahwa ini adalah 2 huruf yang menunjukkan salah satu tanda-tanda kekuasaan-Nya yang menakjubkan. Siapa pula lah yang mengira bahwa jumlah huruf ط dan huruf س yang ada di dalam Surah ini, sudah diatur dengan begitu presisi. Padahal dulu Al-Qur’an diturunkan dan diperdengarkan pertama kali secara lisan, bukan tulisan. Dan Rasulullah ﷺ tidak bisa membaca, dan menulis.
Pidato para pemimpin misalnya, atau orator, atau para public speakers yang berbicara tanpa teks. Sememukau apapun itu, pernahkah ada pidato yang setelah dilihat rekamannya misalnya, dari awal sampai akhir, jumlah huruf T-nya dari semua kata yang dia ucapkan, ternyata jumlahnya ada tepat 100 huruf misalnya? Dan huruf S-nya, ada tepat 50 huruf misalnya?
Super mustahil kan.
Atau jangan dulu pidato. Buku para penulis dulu deh. Ada ngga buku yang jumlah huruf T dan S nya dalam suatu Bab misalnya, itu udah diatur dengan begitu presisi?
Sesuatu yang mustahil dilakukan. Menulis sebuah tulisan yang harus dibatasi jumlah total katanya aja udah cukup bikin susah penulis. Sekarang bayangkan harus bikin tulisan yang total jumlah huruf-huruf tertentunya udah ditentukan, misalnya huruf T totalnya harus sekian, huruf S harus sekian, dan di saat yang sama bahasanya harus tetap masuk akal dan bahkan indah?
Impossible.
Bagi manusia. Tapi tidak bagi Pencipta Langit dan Bumi. Yang mengetahui alam semesta ini hingga sedetail-detailnya.
Sekarang mari kita membaca dengan tartil Surah An-Naml sambil memperhatikan huruf ط dan huruf س yang muncul. Seiring jumlahnya terus bertambah, hingga akhir Surah.
Maka kita akan mendapati 27 huruf ط , dan 93 huruf س .
Dan ingatlah bahwa Surah An-Naml ini adalah Surah ke-27, yang memiliki 93 ayat.
SUBHAANALLAAH…
Begitu sempurna…
Maka ketahuilah sahabat, apa yang mungkin sekarang sedang tergeletak penuh debu dan tak tersentuh itu, adalah sesuatu yang diturunkan dari Penguasa Langit dan Bumi.
Mushaf yang mungkin jarang-jarang terbaca itu, adalah kalimat-kalimat mulia penuh petunjuk kehidupan, yang menunggu pemiliknya untuk membaca dan mentadaburinya.
Dan itu bukan buku biasa. Melainkan kalam-Nya yang mulia. Pedoman hidup para hamba-Nya. Al-Qur’aanul Kariim.
Maka sudah saatnya sahabat, hati kita tertunduk khusyu’ mengingat Allah.Dan taat pada kebenaran yang telah diturunkan.
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَٰسِقُونَ
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.”
ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللهَ يُحْىِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْأٓيَٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Ketahuilah bahwa Allah yang menghidupkan bumi setelah matinya (kering). Sungguh, telah Kami jelaskan kepadamu tanda-tanda (kebesaran Kami) agar kamu mengerti.” (Surah Al-Hadid 57:16-17)
Ditulis oleh: Eka Pratama
21 Ramadhan 1441H