Saya ingin menutup seri tulisan Unchallengeable Miracle ini dengan beberapa hal mengenai Basmalah.
.بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim. “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang”
Hal pertama. Perhatikan bahwa kata الرَّحْمَـٰنِ dalam Al-Qur’an, tidak ditulis dengan menggunakan alif seperti ini: الرَّحْمَانِ . Namun menggunakan alif khanjariyah (dagger alif) seperti yang dijelaskan pada tulisan sebelumnya.
Lalu perhatikan kata بِسْمِ . Bagi yang udah belajar dasar-dasar tata Bahasa Arab, pasti tahu bahwa ini sebenarnya terdiri dari 2 komponen, yaitu بِ (yang merupakan harfu jarr) yang artinya “dengan”; dan اسْمِ yang artinya “nama”.
Yang unik dari penulisan Al-Qur’an adalah, ketika keduanya digabung, بِ dan اسْمِ , huruf alifnya hilang: بِسْمِ . Padahal normalnya ngga dihilangkan. Contohnya ketika ketemu kata yang ada ال nya, misalnya: الصَّبْر . Jadinya بِالصَّبْرِ . Alifnya ngga dihilangkan. Dan penulisan unik ini hanya terjadi dalam Basmalah.
Lalu uniknya lagi, dalam beberapa ayat lain, kita bisa menemukan penulisan بِ ketika bertemu dengan اسْم , adalah بِاسْمِ , tanpa menghilangkan alifnya. Misalnya pada Surah Al-Waqi’ah ayat 74:
فَسَبِّحْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلْعَظِيمِ
“Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabb-mu Yang Mahabesar.”
Begitu pula dalam Surah Al-Waqi’ah ayat 96, Al-Haqqah ayat 52, dan Al-Alaq ayat 1. Sehingga penulisan بِسْمِ , dimana alifnya dihilangkan ini memang benar-benar unik untuk Basmalah.
Dengan penulisan unik seperti ini, mari kita lihat, ada berapa huruf yang ada di dalam Basmalah.
- ب
- س
- م
- ا
- ل
- ل
- ـه
- ا
- ل
- ر
- ح
- م
- ن
- ا
- ل
- ر
- ح
- ي
- م
ِAda 19 huruf.
Hal kedua. Ini mungkin ngga banyak dari kita yang ngeh. Kebanyakan dari kita tahu bahwa Basmalah selalu mengawali setiap surah. Tapi ternyata khusus untuk suatu surah, ngga begitu. Dan surah itu adalah Surah ke-9 At-Taubah. Silahkan sahabat-sahabat cek di mushaf masing-masing. Ngga ada Basmalah di awal surah itu.
Di sisi yang lain, mari kita perhatikan Surah ke-27 An-Naml yang kita bahas di Seri tulisan ke-1. Mungkin banyak dari kita yang ngga ngeh juga, bahwa di dalam surah ini ada dua Basmalah. Yang pertama adalah Basmalah di awal surah. Dan yang kedua, muncul di ayat ke-30.
إِنَّهُۥ مِن سُلَيْمَـٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
“Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,”
Lalu mari kita perhatikan dari mulai “hilang”-nya Basmalah di awal Surah ke-9 At-Taubah, hingga Surah ke-27 An-Naml di mana Basmalah muncul dua kali. Beserta surah-surah yang ada di antara keduanya.
- Surah ke-9 At-Taubah
- Surah ke-10 Yunus
- Surah ke-11 Hud
- Surah ke-12 Yusuf
- Surah ke-13 Ar-Ra’d
- Surah ke-14 Ibrahim
- Surah ke-15 Al-Hijr
- Surah ke-16 An-Nahl
- Surah ke-17 Al-Isra’
- Surah ke-18 Al-Kahf
- Surah ke-19 Maryam
- Surah ke-20 Tha-Ha
- Surah ke-21 Al-Anbiya
- Surah ke-22 Al-Hajj
- Surah ke-23 Al-Mu’minun
- Surah ke-24 An-Nur
- Surah ke-25 Al-Furqan
- Surah ke-26 Asy-Syu’ara’
- Surah ke-27 An-Naml
SUBHAANALLAAH…
Speechless kita. Surah An-Naml adalah surah ke-19 jika dihitung dari Surah At-Taubah.
Sungguh Allah telah memperhitungkan segala hal dalam kitab-Nya ini dengan begitu presisi. Dari pemilihan kata, jumlah kata, jumlah huruf, urutan kata, urutan huruf, jumlah surah, dan urutan surah. Yang kesemuanya itu saling terkait dan ber-“interlock” satu sama lain. Sehingga merupakan kemustahilan yang sangat mustahil bagi manusia untuk membuat yang seperti ini.
Dan tantangan-Nya adalah tantangan abadi yang tak mungkin tertandingi.
Semua ini adalah tanda-tanda kekuasaan-Nya yang luar biasa. Sesuatu yang menghujamkan keimanan ke dalam hati kita dengan begitu kokoh. Sehingga kita tidak perlu banyak tanya dalam mematuhi segala perintah-Nya dan perintah utusan-Nya.
Sehingga kita sadar betul, bahwa kitab yang kita pegang ini, bukan kitab biasa. Ini adalah kalam-Nya yang mulia.
Bukan sembarang kitab yang boleh kita bawa ke tempat yang tidak suci (seperti kamar mandi). Bukan sembarang kitab yang boleh kita geletakkan secara sembarangan di lantai (kecuali jika dibutuhkan). Bukan sembarang kitab yang boleh kita tumpuk dengan buku atau benda lain di atasnya. Sebuah kitab yang harus kita perlakukan, baca, dan pelajari dengan penuh adab.
Sebuah kitab mulia yang harus kita “letakkan” di depan kita, untuk kita ikuti. Bukan di belakang kita, untuk kita abaikan. Sebuah kitab, yang kita hidup dengan (cara) nya.
Semoga tulisan sederhana ini, bisa memotivasi kita semua, agar bisa lebih terhubung dengan Al-Qur’an. Sehingga kita sadar betul, bahwa kitab yang kita pegang ini merupakan pedoman hidup sekaligus mu’jizat.
Dan semoga ini memotivasi kita untuk terus memahaminya. Sehingga tilawah dan shalat kita, tidak hanya sebatas ritual tanpa makna. Sehingga kita tidak berhenti di hafalan, layaknya sebatas komputer penyimpan data, yang bisa di-play kapan saja, tapi have no idea maknanya apa, dan keindahan ayatnya seperti apa.
Sehingga ayat-ayat itu akan lebih berarti bagi kita. Dan membuat kita meneteskan air mata, ketika membacanya.
Sesuatu yang bisa mengubah hidup kita untuk selamanya.
Ditulis oleh:
Eka Pratama
29 Ramadhan 1441H